Minggu, 17 Oktober 2010

The War

Lamprozers tentu sudah tidak asing lagi mendengar nama pemuda yang sering dijuluki “sang maestro” ini. Dengan rambutnya yang khas & logat Jawanya yang kental, dosen di Universitas Pelita Harapan ini telah melanglang buana sampai ke Manila & Belanda… (bukan untuk balas dendam karena dijajah tentunya…) tapi untuk mengharumkan nama Indonesia di mata internasional…melalui musik yang ia cintai. Ia pernah menjabat sebagai sebagai pengurus kerohanian di Gereja GKI Jatinegara, sampai saat ini masih melayani pemusik, kepanitiaan, dsb. Mulai dari aransemen lagu, conducting paduan suara & orchestra, piano, keyboard dan juga gitar… sampai main drama…entah keahlian apa lagi yang Ia punya… sepertinya masih banyak lagi… hmmmh kali ini Lampros menantangnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar “perang”… mau tahu pendapat pemuda yang akrab kita panggil San-San…. Yuks mari kita simak wawancara di bawah ini,


Biodata:

Nama lengkap : Matius Shan Boone

TTL : 8 november 1985

Profesi saat ini : Kepala departemen musik komposisi UPH Karawaci

Pelayanan saat ini : Tim ensemble mini orkestra GKI JJ

Gereja saat ini : GKI JJ

Hobi : Maen musik, menyanyi hymn, baca buku, pelihara reptile, nonton TV, travelling.

Makanan & minuman favorit : Kepiting goreng, segala macam seafood, dan es lidah buaya.

Film favorite : Jurassic Park, Lion King, Moulin Rouge.

Music & lagu favorite : Classical and contemporary music, hymn, khususnya Day by day..

Ayat mas : Roma 8:28:… Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Pertanyaan:

L: Sebutkan pendapatmu tentang perang secara umum.

M: Perang merupakan hasil dari adanya pertentangan atau konflik perbedaan paham ideologi. Kadang, bisa dari hal sepele, misal perbedaan kelompok gang menimbulkan tawuran yang menurut saya juga semacam perang, hingga masalah besar seperti perbedaan ras maupun agama. Dan seringkali kita melihat bahwa sumber pertikaian secara akal sehat seringkali berasal dari masalah sepele, misalkan perebutan tanah Palestina yang notabene tanah kecil dibanding seluruh wilayah Israel Palestina, hingga menimbulkan perang berlarut-larut sampai masa kini dan akhirnya menimbulkan berjuta-juta kerusakan. Meski hanya bersumber dari hal tidak seberapa, tetapi seringkali memuat perbedaan besar dalam masalah ideology.

L: Dalam Alkitab Perjanjian Lama, Allah menyertai bangsa Israel dalam berperang. Bagaimana pendapatmu?

M: Allah menyertai peperangan Israel bukan berarti bahwa Allah berat sebelah dan menyukai peperangan. Tapi disana Allah menunjukkan bahwa kebenaran patut diagungkan dan Israel dipilih menjadi duta Allah sendiri, meski harus melalui perang. Allah tetap mengampuni bangsa yang mau tunduk pada kedaulatannya, seperti bangsa Niniwe pada masa Yunus.

L: Jika Allah yang maha kasih & sumber damai, mengapa sampai saat masih ada peperangan di dunia ini?

M: Peperangan timbul karena manusia dikuasai oleh hawa nafsunya sendiri untuk menguasai yang lain, tidak mau kalah, dan beroleh kejayaan-kejayaan melalui kuasanya. Dan Allah menghendaki manusia untuk menjaga kedamaian dunia. Kita dipercaya Allah untuk menjalankan dunia ini, bisa untuk membangun, atau malah bisa meruntuhkannya. Dan dunia dikuasai oleh hawa nafsunya, tapi Tuhan menjanjikan dunia yang baru dan juga penyertaanNya di bumi ini.

L: Menurutmu apakah orang kristen boleh berperang (dalam arti perang fisik) dalam konteks jika ia bertugas sebagai prajurit negara?

Boleh, kita boleh berperang dengan tujuan yang benar. Kita boleh berperang untuk melindungi negara kita dari serangan jahat. Kita boleh berperang untuk melindungi dan menjaga keselamatan banyak warga Negara kita. Yang tidak boleh dilakukan adalah kalau kita berperang untuk menjajah dan menguasai Negara lain, untuk mengeksploitasi sumber Negara lain.

L: Bagaimana pendapatmu jika seseorang berperang mengatasnamakan suatu agama atau Tuhan? Jelaskan pandanganmu.

M: Mereka yang berperang mengatasnamakan agama atau tuhannya harus mengingat beberapa hal. Satu, apakah tindakannya sesuai hukum yang diajarkan agamanya. Saya rasa meski setiap agama berbeda, tetapi ada satu hukum moral yang mengajar untuk mengasihi orang lain dan tidak menebarkan kebencian dan kerusakan. Kedua, apakah mereka menyadari bahwa tindakan mereka sesuai dengan kehendak Tuhan yang hakiki. Apakah Tuhan menghendaki mereka untuk menghancurkan secara “membabi buta”. Seringkali mereka yang mengatasnamakan Tuhan sesungguhnya adalah kelompok yang paling tidak mengenal tentang ajaran agamanya. Dan tugas kita adalah untuk menghancurkan kuasa-kuasa jahat yang berusaha menguasai manusia dengan ketakutan melalui perang dan terror.

L: Sejauh pengetahuanmu perang apakah yang paling mengerikan yang pernah terjadi di muka bumi ini?

M: Perang Dunia II. Perang yang timbul karena kebencian seorang oknum yang menjalar ke berbagai dunia. Hitler buat saya salah seorang tokoh yang paling kharismatik, tapi juga yang paling menghancurkan yang pernah ada. Karena dia, hanya 1 dari 3 orang Yahudi pada masanya yang selamat, Jepang hancur lebur, Eropa jatuh dalam kerusakan berat. Perang yang timbul karena mereka men-Tuhankan ras-nya sendiri.

L: Menurutmu bagaimana orang kristen harus memandang & bersikap tentang perang?

M: Orang Kristen harus ingat bahwa kita bertempur bukan menghadapi pemerintahan-pemerintahan, tetapi pada roh-roh yang melayang di angkasa. Perlawanan kita melawan kuasa jahat yang memepengaruhi dunia. Orang Kristen tidak boleh diam pasif, tetapi dia harus berperang melawan hawa nafsunya untuk menguasai yang lain dan tidak mau kalah, yang sekarang ini menjadi filosofi dunia, seperti setiap orang harus jadi pemimpin, tidak boleh di ekor, siapa menang dia dapat, dll. Perang dapat dihindarkan jika setiap orang memiliki inisiatif untuk menaklukkan dirinya kepada kasih dan kehendak Tuhan, dan kita sebagai umat Kristen dipanggil untuk menjadi garam dalam hal ini juga.

L: Contohnya: berperang dengan tujuan memperjuangkan kebenaran & keadilan. Namun permasalahannya terletak pada siapa yang merasa benar siapa yang salah…jadi bisa saja tidak bisa ada titik temu. Menurutmu apa solusi terbaik untuk mencari/ menciptakan perdamaian di muka bumi? Apakah mungkin terwujud & kapan?

M: Saya sering kali bergumul menghadapi permasalahan ini ketika bertemu orang dari berbagai belahan dunia saat adanya festival di luar negeri. Setiap orang dengan latar belakang pendidikan dan komunitasnya menciptakan standard dan pengertiannya masing-masing mengenai kebenaran. Cuma buat saya pribadi, mungkin kita tidak akan pernah menemukan titik temu ini. Alkitab sendiri banyak menyiratkan hal ini.. “Apa yang benar merupakan kebodohan bagi dunia.. Dunia sedang berjalan dalam keinginannya masing2… Setiap manusia didorong oleh keinginannya sendiri.” dan Tuhan juga menyatakan bahwa manusia tidak akan pernah menemukan kedamaian… Kita tidak bisa memaksa setiap orang untuk Percaya Yesus yang adalah kebenaran sejati sebagai kebenaran bagi dunia ini, karena dunia tidak menerima Yesus.

Akan tetapi, perdamaian bisa didapat bagi setiap umat di dunia kalau manusia tidak menggunakan ego-nya untuk membenarkan orang lain, untuk menegakkan kebenaran dengan caranya sendiri, melainkan menerapkan kasih satu sama lain. Kita sebagai umat Kristen mendapat hak istimewa untuk mengenal kebenaran, dan tugas kita adalah untuk menunjukkannya melalui buah-buah Roh kita. Mungkin perdamaian tidak dapat terwujud sekarang, tetapi sebagai umat Kristen kita perlu menjadi saksi bagi dunia bahwa kita dapat menciptakan perdamaian.

Demikian wawancara Tim Lampros kali ini… semoga membantu para Lamprozer untuk semakin memahami & menerapkan prinsip-prinsip yang benar dalam kehidupan kita sehari-hari… Gbu all

(Wawancara tertulis by: AT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar