Selasa, 21 Desember 2010

7 Challenge WILD CARD

Dear Lamprozer… di penghujung tahun 2010 ini 7 challenge di tutup dengan babak Wild Card ( kesempatan kedua) buat teman-teman kita untuk maju ke babak final. Pesertanya antara lain adalah Afri, Reta, David. Nah… penasaran kan apa aja jawaban mereka… mari kita simak sama-sama… dan pertanyaan ini juga berlaku buat para Lamprozer yang ingin merenung di akhir tahun… siapa tahu dapat resolusi bagus buat tahun 2011 dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini....

Pertanyaan:

1. Sebutkan bingkisan terbaik yang pernah Anda terima & berikan

2. Sebutkan/ share 1 perkataan Tuhan Yesus yang menjadi rhema/ menjiwai hidup loe

3. Apa yang kau lakukan jika ada temanmu berbuat dosa/ kesalahan?

4. Sebutkan 1 cerita rakyat yang berkesan buatmu.

5. Apakah selama ini ikut J-Youth rutin? Apakah Anda merasa bertumbuh melalui J-Youth?

6. Sebutkan 1 kritikan & 1 usulan untuk Lampros

7. Jika saat meninggal kamu diizinkan membawa 3 barang paling bermakna, barang apa sajakah itu?

Afri

1. Bingkisan terbaik yang diterima: bingkai foto; yang berikan kepada orang lain: baju (wah sayang ga diceritain historis dibalik bingkisan tersebut, score: 8)

2. “Jangan takut, Aku selalu besertamu. Sebab setiap ada badai datang, kadang kita lupa & mengandalkan kekuatan sendiri padahal harusnya selalu ingat Tuhan & berdoa (ya perlu dijadiin rhema ya supaya tidak lupa, score:9)

3. Mencoba menegur dan menasihati supaya tidak berbuat lagi (betul sekali, saling menegur dan menyatakan kesalahan, itu tugas kita ke sesama saudara seiman, score:8)

4. Malinkundang. Sebab ajarannya bagus yaitu supaya hormat kepada orang tua/ Ibu dan tidak durhaka (ya pesan yang sederhana namun penting sekali ya, score:8)

5. Mayoritas rutin datang J-Youth tapi ada bolongnya juga si…Bertumbuh tentunya. (nah gitu dong, taun depan bolongnya ditambal ya..score:8)

6. Usul sekaligus kritik: perbanyak tips & trik untuk menambah wawasan bagi yang baca. Menurut gw Lampros sudah lebih baik daripada yang sebelumnya. (thanks buat usul dan kritiknya, score:8)

7. Alkitab, jam, sepatu (sepatu dan kaos kaki tentunya, score:7)

TOTAL SCORE:56

David

1. Bingkisan terbaik yang pernah diterima: laptop; yang terbaik yang diberikan ke orang lain: cincin (hmm cincin pertunangan kah J, score:8)

2. “ Beritakanlah Injil ke seluruh dunia” berkesan karena itu tugas kita semua sebagai orang Kristen (Ya betul, itu amanat agung, pesan terakhir Yesus loh yang tentunya penting banget. Score:9)

3. Gw bilangin bahwa itu salah. Masalah orangnya akan menerima atau tidak terserah orangnya yang penting kita sudah memberi tahu. (Ya benar, yang penting kerjakan bagian kita ya, score: 8)

4. Tangkuban Perahu. Berkesan karena suka ke Bandung. Tempat itu adalah wisata pertama kali yang dikunjungi waktu kecil.(wah penuh dengan kenangan masa kecil tentunya, cuma cerita Tangguban Perahu bertutur soal apa ya?hehe, score: 7)

5. Kadang-kadang datang J-Youth, kadang tidak. Merasa bertumbuhnya saat PA di mana kita bisa menggali kontekstual latar belakang lebih dalam. (masukan buat sie kerohanian untuk memperbanyak acara PA nih, score: 8)

6. Usul: Lampros di buat full color; Kritiknya: Content/ rubrik-rubrik di dalamnya harus ada yang diperbaharui supaya jangan monoton. (Terima kasih untuk usul dan kritiknya ya! Cuma kalo buat full color, perlu budget yang lebih gede lagi nih tentunya, score: 8)

7. Alkitab, HP, Dompet/ uang. (Hp sama pulsa teleponnya juga ya? Hehehe.. score:7)

TOTAL SCORE: 55

Margaretha

1. Hadiah terbaik yang diterima: Alkitab kecil yang mudah dibawa-bawa

Hadiah terbaik yang diberikan untuk orang lain: waktu karyawan/ staff gw di kantor yang lama kerampokan, gw bantu secara financial supaya anaknya bisa masuk sekolah. (wah patut diteladani, terus berbuat kebaikan bagi orang lain ya, score: 9)

2. Hormatilah Ayahmu & Ibumu, ini sedang berusaha gw lakukan (betul tindakan yang sederhana tapi wajib hukumnya namun sering sulit dilakukan, score: 9)

3. Ngomelin & memberi nasihat. Terserah yang bersangkutan untuk jalankan atau tidak. (waw, ngomelinnya ga galak-galak amat kan hehe, score: 7)

4. Malinkundang karena pesannya tidak boleh melawan ibu atau orang tua. (cerita yang melegenda ya, score: 8)

5. Iya ikut J-Youth tapi tidak rutin, namun merasa bertumbuh (jadi tahun depan, pergi ke J Youth dijadikan jadwal rutin ya J; score:8)

6. Usul: Lampros buat lebih bervariasi seperti ada: sesuatu hal yang buat Pemuda kita kreatif misalnya: info kerja, usaha, masak, cerita nyata/ true story yang menyentuh. Kritik: Isinya kurang bervariasi, terlalu monoton. (terima kasih untuk usulan dan kritiknya, nanti kita pertimbangkan, siap-siap jadi narasumber ya untuk tips masak dan true story, score:9)

7. G pingin bawa nyokap,bokap n adik gw dan satu lagi iman gw...(jawaban yang unik, cuma3 jawaban pertama sepertinya agak ‘ngeri’ buat dilakukan, tapi yang terakhir so pasti, score:8)

TOTAL SCORE:58

So the winner is MARGARETHA, Sampai jumpa di Babak FINAL BATTLE bertanding dengan: Felicia, Johanes, & Fanny.. See You…

(By: AT & RSL)

Minggu, 19 Desember 2010

WELCOME DRINK

“ A dream is just a dream.... A goal is a dream with a plan & a deadline” (Harvey Mckay). Tagline ini saya baca mgkn sudah 3-4 tahun yang lalu sampai saya lupa dari buku apa, saya catat di kertas & ditempel di depan meja komputer tempat setiap hari saya bekerja. Hari ini kertas tsb sudah tertutup dengan kertas lain di depannya, namun tetap saja sering saya buka & baca kembali untuk mengingat & mengevaluasi apakah impian saya sudah terwujud, sudah sampai mana, atau bahkan belum bergerak ke mana-mana.

Ya.... Lamprozerss.... kita sering kali menutup tahun dengan evaluasi & mengawali tahun dengan target-target baru entah dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan, studi, kerohanian dsb. Entah sudah berapa kali kita mengulang kegiatan ini. Yang penting bukanlah sudah berapa banyak kita mengevaluasi tetapi apakah hasil dari evaluasi tersebut kita jalankan atau tidak. Saat kita tidak menjalankan komitmen yang kita buat sendiri kita seperti membohongi diri kita sendiri & menjebak diri sendiri dalam kekecewaan, penyesalan yang kita buat sendiri standardnya. Untuk itu jangan terjebak dengan cara atau hasil evaluasi tetapi buatlah evaluasi tersebut sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuannya. Jangan takut melakukan perubahan ke arah yang lebih baik karena tidak ada satu halpun di dunia yang tidak berubah.

Menjelang tutup tahun 2010 & memulai tahun 2011 ini Lampros mengajak pembaca untuk : MENGINGAT KASIH SETIA TUHAN.... mengapa “ mengingat” ini penting sekali? Karena kita seringkali jadi orang Kristen yang lupa ingatan alias amnesia.... akan kasih penyertaan Tuhan. Saat badai pencobaan datang, kita lupa saat-saat bagaimana Tuhan menunjukkan kuasaNya, penyertaanNya sehingga kita merasa berjalan sendiri, berjuang sendiri dengan kemampuan kita tanpa mengingat bahwa Tuhan di samping kita & siap menolong kita jika…. kita memintaNya. Ingatan ini pulalah yang akan menjaga kita senantiasa bisa bersyukur dalam segala keadaan. Karena kita yakin akan rencana Tuhan yang indah buat setiap diri kita maka dengan iman kita menjalani setiap keadaan. Patutlah setiap orang yang telah merasakan kasih Tuhan mengingat & menceritakannya kepada orang lain, teman kerabat, saudara, anak cucu, semua orang. Sampai di sini Tuhan masih menolong dan menyertai kita.... itu adalah anugerah yang Ia berikan. “Eben Haezer” itulah Tema Lampros kali ini. Selamat mengingat kasih Tuhan. Gbu all. (AT)

EBEN HAEZER “Sampai Di Sini Tuhan Menolong Kita”

(Oleh: Ev. Iwanwati Suwandi)

EBEN-HAEZER Berasal dari kata –'EBEN, batu (Kejadian 28:11; 29:2; Keluaran 21:18; Imamat 20:2, dan lain-lain), dan kata -'ÊZER, penolong (Kejadian 2:18, 20; Keluaran 18:4;Ulangan 33:7, dan lain-lain). Kata 'EBEN HÂ'ÊZER dapat diartikan “ batu penolong.”

Dalam Perjanjian Lama, kata Eben-Haezer dipakai 3 kali. Yaitu di dalam :

* 1 Samuel 4:1,
"Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek."

* 1 Samuel 5:1,
"Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod."

* 1 Samuel 7:12,
"Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: 'Sampai di sini TUHAN menolong kita.'

Dan pemakaian kata Eben-Haezer dalam ke -3 ayat di atas memberikan 2 macam pengertian, yaitu :

1.Merupakan nama diri yang merujuk kepada suatu tempat di mana orang Israel dua kali dikalahkan oleh orang Filistin. (1 Sam.4:1 & 1 Sam.5:1)

Daerah ini mungkin merupakan tempat di mana Samuel meletakkan sebuah batu untuk memperingati kemenangan atas orang Filistin (1 Samuel 7:12 - di bawah). Lokasi yang tepat tidak diketahui, sebagian orang menyatakan bahwa lokasinya dekat Bet-Semes, sebagian lagi menyatakan bahwa lokasinya sekitar 10 hingga 12 mil sebelah timur Yope.

2.Merupakan nama diri yang diberikan kepada sebuah batu yang didirikan oleh Samuel untuk memperingati kemenangan bangsa Israel atas orang Filistin 1 Sam.7:12. (Bagian ini menjadi fokus pembahasan kita-penulis)

Sebuah batu yang diletakkan oleh nabi Samuel sebagai batu peringatan. Bukan untuk di sembah, tapi hanya sebagai ‘monumen’ peringatan atas pertolongan Tuhan pada saat itu. Nama tersebut juga memiliki pengertian yang sama dengan maksud dari peletakan batu tersebut. Eben –Haezer : Sampai di sini Tuhan menolong kita.

Untuk memahami lebih dalam bagian 1 Sam.7:12, kita harus memahami latar belakang dari ayat tersebut.

Latar Belakang 1 Sam.7:12

Bangsa Israel di dalam 1 Sam. 5:1, mengalami kekalahan perang yang telak. Bukan saja secara fisik mereka di kalahkan, bahkan secara mental dan rohani mereka di hancurkan, dengan di rebutnya Tabut Allah oleh bangsa Filistin.

Tabut Allah adalah lambang kehadiran dan penyertaan Allah di tengah umatnya. Ketiadaan Tabut Allah di tengah bangsa Israel dapat di artikan sebagai hilangnya pembelaan Allah bagi mereka.

Bagi bangsa Filistin pada awalnya, merampas Tabut Allah merupakan tindakan genius/brillian, Sampai mereka merasakan kemudian, bahwa Tabut Allah justru membawa bencana besar bagi bangsa mereka (pasal 5). Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengembalikan Tabut Allah kepada bangsa Israel, setelah (pasal 6).

Pada Pasal 7, Tabut Allah sudah di kembalikan bahkan sudah 20 tahun berada di tengah bangsa Israel. Namun pertolongan dan kehadiran Allah tidak dapat dirasakan bangsa Israel, itulah sebabnya mereka mengeluh (7:1-2). Dan akar permasalahannya ada pada ay.3, secara tersirat kita dapati bahwa bangsa Israel selama ini, hidup seperti bangsa kafir. Sekalipun Tabut Allah ada di tengah mereka, namun mereka tidak menyembah kepada Allah, melainkan kepada Baal dan Asytoret (Dewi kesuburan orang Sidon). Itulah sebabnya Allah membiarkan mereka menjadi bulan-bulanan bangsa Filistin.

Kejadian dalam 1 Sam 7:12, dilatar belakangi dengan pertobatan dan perubahan sikap (reformasi) bangsa Israel, yg meresponi ajakan dari nabi Samuel (ay.3). Kali ini ajakan tersebut di respon dengan baik oleh bangsa Israel. Mereka bertobat ,berpuasa, mengakui dosa mereka dan menjauhi Baal dan Asytoret, dan kembali hanya menyembah Allah saja.

Pada titik pertobatan mereka, ujian kembali muncul, bangsa Filistin yang selama ini selalu menghantui kehidupan mereka, kembali berencana menyerang mereka. Namun kali ini mereka benar-benar mencoba untuk hidup benar, dengan belajar mengandalkan Allah dan mempercayaiNya untuk menyelamatkan mereka. Mereka memohon Samuel tidak berhenti memohon bagi mereka kepada Allah, agar mereka di selamatkan dari tangan orang Filistin. Dan Allah menyelamatkan mereka, setelah sekian lama, Allah seolah-olah tidak ada di antara mereka.

Akhirnya terjadilah peristiwa peletakan batu Eben-Haezer, di mana Samuel mengajak bangsa Israel untuk mengingat peristiwa pertolongan Tuhan.

Implikasi dari 1 Sam.7:12

Peletakan batu, Eben-Heazer adalah sebuah ‘Moment’ (saat/waktu) untuk mengingat pertolongan Allah, dan sebagai ucapan syukur atas pertolongan Allah, juga untuk memuliakan Allah. Hal ini sekaligus diharapkan menjadi ‘Momentum’ (dorongan/kemampuan bergerak) bagi bangsa Israel untuk terus mengingat kebaikan Tuhan yang mereka terima saat itu. Sehingga mendorong mereka juga untuk terus mempercayai Allah, yang hidup, yang dapat di percayai dan di andalkan. Karena inilah ‘pertama kalinya’ setelah bertobat, mereka merasakan kembali pertolongan Allah.

‘Sampai di sini Allah telah menolong kita ‘, tidak berbicara tentang pertolongan Allah yang telah selesai. Namun bicara tentang ‘inilah” pertolongan Allah, yang sudah di mulai dan akan berlanjut terus.

Apa yang di dilakukan Samuel (ay.7:12), seharusnya membantu kita untuk dapat memperhatikan ‘moment-moment’ dalam hidup kita, di mana ada saat-saat yg perlu kita ingat, di mana Allah bekerja dengan dasyat menolong kita.

Di dalam hidup saya, moment terbaik, yang pernah saya alami adalah ketika Tuhan Yesus membongkar setiap dosa saya dan membawa saya kepada pertobatan untuk menerima pengampunanNya. Karena setiap teguran/hajaran Tuhan, saya imani sebagai bagian dari pembentukan Tuhan terhadap saya. Ada kelegaan yang luar biasa, ada rasa syukur yang tidak terhingga dan ada dorongan untuk menjadi orang yang lebih baik. Mempercayai FirmanNya dan melakukan FirmanNya menjadi lebih mudah, setelah moment pemulihan. Itulah yang saya bayangkan juga terjadi pada bangsa Israel, ketika mereka mengalami kemenangan atas bangsa Filistin. Bukan sekedar kemenangan secara fisik (menang perang), tapi yang lebih penting mereka menang untuk mempercayai Allah, dan untuk bersandar pada Allah, sekalipun ada kekuatan besar yang mengancam.

Hidup kita sebagai anak Tuhan, perlu memiliki kepekaan untuk mengetahui moment-moment, yang Tuhan berikan, untuk kita syukuri sebagai bagian dari pertolongan Tuhan dalam membentuk kita.

Melihat setiap peristiwa dalam hidup kita, sebagai saat/moment Tuhan menolong kita (membentuk kita), itu akan melahirkan rasa syukur dan perubahan hidup.

Batu ‘Eben-Haezer’ adalah suatu sikap/respons kita terhadap Tuhan Yesus. Dan sebagai orang berdosa, yang sering di ampuni Tuhan Yesus, seharusnya kita sering meletakan Batu Eben-Haezer’(bersyukur, mengakui pertolongan Tuhan dan memuliakan-Nya) dalam hidup kita.

“Aku akan meletakkan Eben-Haezer setiap aku menyelesaikan pekerjaanku, setiap keberhasilan menjalin hubunganku dengan seseorang , setiap keberhasilan dalam pelayananku, dalam keluargaku, dalam kesehatanku, dalam masalah-masalahku, sebagai peringatan untuk mengingatkan aku bahwa Tuhan terus bekerja menolong aku. “

Kiranya ini menjadi motto bagi kita semua!

Serving in Youth Mission

Serving in Youth Mission


Nama : Maria Fennita Santosa

TTL : Jakarta, 9 Februari 1980

Status : Menikah

Nama Suami : Budi Santosa

Nama Anak : Arthur Nicholas Santosa

Pendidikan terakhir : Sarjana Teologia dari Seminari Alkitab Asia Tenggara

Jabatan : Pembina Komisi Pemuda dan Komisi Remaja

Hobby : Baca buku, menerjemahkan buku, dengerin music, nonton film anak-anak

Film Fav. : Chronicles of Narnia, Pay it Forward, Cars, Finding Nemo, Kungfu Panda, Sound of Music.

Buku Fav. : Alkitab (of course ;)), Chronicles of Narnia-C.S. Lewis, Desiring God-John Piper, Finding the Will of God – Bruce K. Waltke.

Makanan fav. : sayur asem plus sambel terasi, ikan asin, tahu goreng (yummy!!!), kwetiauw siram, suki.

L: Ceritakan bagaimana pergumulan menjadi hamba Tuhan.

M: Saya tidak ingat secara pasti kapan saya mulai punya kerinduan untuk menjadi hamba Tuhan. Saya ingat waktu itu adalah kebaktian biasa dan hamba Tuhan yang berkotbah pun bukan orang terkenal. Dia Pembina rohani saya di gereja. Pada kotbah kali itu, dia menantang kami – remaja – untuk mengambil komitmen menjadi hamba Tuhan. Saat itu ada dorongan yang kuat dari dalam diri saya untuk maju menyatakan tekad dan sejak saat itu saya dibimbing oleh Pembina saya dalam pergumulan untuk menjadi hamba Tuhan. Meskipun demikian, butuh waktu yang lama untuk mengambil keputusan masuk sekolah teologi. Akhirnya saya baru memberanikan diri untuk masuk SAAT pada tahun 2000, dua tahun setelah lulus SMA.

L: Pengalaman di SAAT yang paling berkesan dan berharga:

M: Waktu diajak oleh Pdt. Cornelius Kuswanto (dosen PL) untuk makan buah Ara. Duh berasa deket banget sama dunia Alkitab. Hahahaha…

L: Ceritakan momen-momen apa yang paling diingat sebagai masa-masa dimana Tuhan menolong dan menyertai.

M: Wah, kalo soal itu, ada banyak momen, tapi saya share-kan dua aja ya! Yang pertama, ketika masih di SAAT. Waktu itu lagi banyak tugas kuliah dan banyak pergumulan pribadi. Ingin menyerah rasanya…. Di tengah keputusasaan itu, saya naik ke lantai paling atas dari asrama kami karena ingin melihat bintang (saya senang melihat bintang karena bagi saya, bintang adalah simbol pimpinan Tuhan – seperti bintang yang memimpin orang majus dan para gembala bertemu Yesus). Tapi malam itu, langit begitu gelap dan tidak ada bintang sama sekali. Saya sangat sedih… merasa kesepian. Malam itu di lantai atas asrama, saya menangis sejadi-jadinya. Karena airmatanya banyak banget, maka saya melepas kacamata dan berdoa kepada Tuhan. Saya ceritakan semua pergumulan saya kepadaNya dan di akhir dari doa, saya bilang ke Tuhan: “Tuhan, jika Engkau masih menginginkan saya bertahan, tunjukkanlah pimpinanMu, berikanlah saya SATU BINTANG SAJA malam ini. Amin” setelah itu, saya membuka mata dan di kejauhan dekat gunung di sekitar SAAT, ada sebuah titik terang jauh di atas. Waktu itu saya ragu apakah itu lampu warga yang tinggal di sekitar gunung ataukah sebuah bintang. Lalu saya pakai kacamata untuk melihat lebih jelas cahaya itu, dan ternyata itu adalah SEBUAH BINTANG. Saya sampai menangis bahagia waktu tahu bahwa itu adalah bintang. Saya langsung berdoa kembali kepada Tuhan, “Tuhan, ternyata Kau masih menginginkan saya bertahan dan berjuang untuk menjadi hamba Tuhan. Terima kasih untuk satu bintangMu, yang telah memimpin jalan saya kembali. Amin.” Ketika saya membuka mata setelah berdoa, mau tahu apa yang terjadi? Langit di atas kepala saya dipenuhi dengan bintang-bintang. Langit yang tadinya mendung pekat, sudah menjadi sangat cerah. Malam itu, Tuhan ternyata tidak hanya memberikan satu bintang, melainkan ribuan bintang. Amazing kan!

Momen yang kedua, waktu saya melahirkan Nicky. Karena mengalami kesulitan ketika proses melahirkan normal, akhirnya saya harus dioperasi. Selesai operasi, saya dimasukkan ke dalam ruangan isolasi sampai saya sadar dari pengaruh bius. Memang akhirnya saya sadar, tapi saya tidak bisa bernapas dengan baik, udara yang saya hirup untuk bernafas tidak bisa masuk ke paru-paru. Dokter dan suster sudah panik. Mereka dengan berbagai cara berusaha untuk menolong saya bernafas. Sudah 4 macam alat pernafasan yang dipakai, tetap tidak bisa. Saya juga panik karena saya merasa persediaan udara di paru-paru saya sudah sangat menipis. Menurut suster, wajah saya sudah membiru dan badan saya dingin. Waktu itu ko budi dan mama saya pulang ke rumah untuk mengambil baju-baju saya (mereka pikir saya dan nicky selamat) dan di rumah sakit waktu itu hanya ada tante saya. Dia kemudian dipanggil oleh suster, dan dokter berkata: “Bu, kondisi bu Maria seperti ini, tolong berdoa bu! Hanya mujizat Tuhan yang bisa menolongnya!” Tante saya panik mendengar hal itu dan dia terus berdoa. Di tengah kesulitan bernafas dan seperti mendekati kematian, saya berdoa dalam hati kepada Tuhan, “Tuhan, beri saya kesempatan hidup satu kali lagi, untuk saya bisa mencintai suami saya dan anak yang baru saya lahirkan ini. Saya berjanji, saya akan didik anak saya sebaik-baiknya supaya dia bisa Engkau pakai untuk menjadi berkat dan membawa kebahagiaan bagi sesamanya.” Setelah saya berkata AMIN, paru-paru saya seperti dipompakan asupan udara yang sangat besar, sampai badan saya terangkat ketika saya berhasil bernafas. Wah, waktu itu suasana ruangan itu jadi seru, penuh tangis haru dari dokter dan para suster dan tante saya. Kemudian salah seorang suster bertanya kepada saya, “Bu, Ibu bikin kami takut, memang tadi gimana kok akhirnya ibu bisa bernafas?” lalu dengan kondisi yang masih lemah, saya menjawabnya, “Saya berdoa kepada Tuhan Yesus, sus! Dan Dia menolong saya!” Amazing ya!

L: Ladang pelayanan sebelum di GKI JJ?

M: Sebelumnya saya melayani di GKKK Surabaya sejak tahun September 2005 – Desember 2009.

L: Visi Misi Pelayanan?

M: Sejak lama Tuhan menaruh beban dalam diri saya untuk melayani kaum muda. Secapek-capeknya pelayanan di kaum muda, selalu saja ada hal yang bisa membakar kembali semangat pelayanan saya.

Visi : Menjangkau dan membina kaum muda untuk menjadi serupa Kristus.

Misi : Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada kaum muda Kristen agar mereka bertumbuh dewasa dan matang secara kerohanian, karakter, dan kompetensi, sehingga bisa menjadi berkat bagi sesama dan hidup memuliakan Tuhan.

Moto hidup: Serve the Lord with all my heart and do the best for the glory of God.

L: Pesan-pesan untuk Pemuda-pemudi GKI Jatinegara memasuki tahun baru

M: Pesan-pesan buat muda-mudi memasuki tahun 2011

· Bangunlah kerohanian dan hubungan yang intim dengan Tuhan. Pelayanan yang baik dan hidup yang berdampak bagi orang lain dimulai dan didasari dengan kualitas kerohanian yang baik dan kasih yang bertumbuh di dalam Tuhan.

· Semakin tekun dalam mengusahakan hal-hal yang kekal bagi Tuhan. Seringkali kita bisa berjuang mati-matian dan sibuk habis-habisan untuk hal-hal yang duniawi, tapi kurang peduli untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama, peningkatan karakter dan kerohanian, dan kegigihan dalam pelayanan.

· Apapun yang akan terjadi di tahun 2011, jangan menyerah kepada keadaan. Jangan tunduk pada godaan. Jangan pernah meragukan Tuhan. Ada satu lagu yang sangat saya sukai, khususnya di bagian Reff-nya. Judulnya Trust His Heart.

God is too wise to be mistaken, God is too good to be unkind, So when you don’t understand,

when you don’t see His plan, When you can’t trace His hand, TRUST HIS HEART…

Allah terlalu bijak untuk berbuat salah, Allah terlalu baik untuk menjadi kejam, Jadi ketika kau tidak mengerti, ketika engkau tidak melihat rencanaNya, Ketika engkau tidak bisa meraba tanganNya, PERCAYAILAH HATINYA…