Minggu, 19 Desember 2010

Serving in Youth Mission

Serving in Youth Mission


Nama : Maria Fennita Santosa

TTL : Jakarta, 9 Februari 1980

Status : Menikah

Nama Suami : Budi Santosa

Nama Anak : Arthur Nicholas Santosa

Pendidikan terakhir : Sarjana Teologia dari Seminari Alkitab Asia Tenggara

Jabatan : Pembina Komisi Pemuda dan Komisi Remaja

Hobby : Baca buku, menerjemahkan buku, dengerin music, nonton film anak-anak

Film Fav. : Chronicles of Narnia, Pay it Forward, Cars, Finding Nemo, Kungfu Panda, Sound of Music.

Buku Fav. : Alkitab (of course ;)), Chronicles of Narnia-C.S. Lewis, Desiring God-John Piper, Finding the Will of God – Bruce K. Waltke.

Makanan fav. : sayur asem plus sambel terasi, ikan asin, tahu goreng (yummy!!!), kwetiauw siram, suki.

L: Ceritakan bagaimana pergumulan menjadi hamba Tuhan.

M: Saya tidak ingat secara pasti kapan saya mulai punya kerinduan untuk menjadi hamba Tuhan. Saya ingat waktu itu adalah kebaktian biasa dan hamba Tuhan yang berkotbah pun bukan orang terkenal. Dia Pembina rohani saya di gereja. Pada kotbah kali itu, dia menantang kami – remaja – untuk mengambil komitmen menjadi hamba Tuhan. Saat itu ada dorongan yang kuat dari dalam diri saya untuk maju menyatakan tekad dan sejak saat itu saya dibimbing oleh Pembina saya dalam pergumulan untuk menjadi hamba Tuhan. Meskipun demikian, butuh waktu yang lama untuk mengambil keputusan masuk sekolah teologi. Akhirnya saya baru memberanikan diri untuk masuk SAAT pada tahun 2000, dua tahun setelah lulus SMA.

L: Pengalaman di SAAT yang paling berkesan dan berharga:

M: Waktu diajak oleh Pdt. Cornelius Kuswanto (dosen PL) untuk makan buah Ara. Duh berasa deket banget sama dunia Alkitab. Hahahaha…

L: Ceritakan momen-momen apa yang paling diingat sebagai masa-masa dimana Tuhan menolong dan menyertai.

M: Wah, kalo soal itu, ada banyak momen, tapi saya share-kan dua aja ya! Yang pertama, ketika masih di SAAT. Waktu itu lagi banyak tugas kuliah dan banyak pergumulan pribadi. Ingin menyerah rasanya…. Di tengah keputusasaan itu, saya naik ke lantai paling atas dari asrama kami karena ingin melihat bintang (saya senang melihat bintang karena bagi saya, bintang adalah simbol pimpinan Tuhan – seperti bintang yang memimpin orang majus dan para gembala bertemu Yesus). Tapi malam itu, langit begitu gelap dan tidak ada bintang sama sekali. Saya sangat sedih… merasa kesepian. Malam itu di lantai atas asrama, saya menangis sejadi-jadinya. Karena airmatanya banyak banget, maka saya melepas kacamata dan berdoa kepada Tuhan. Saya ceritakan semua pergumulan saya kepadaNya dan di akhir dari doa, saya bilang ke Tuhan: “Tuhan, jika Engkau masih menginginkan saya bertahan, tunjukkanlah pimpinanMu, berikanlah saya SATU BINTANG SAJA malam ini. Amin” setelah itu, saya membuka mata dan di kejauhan dekat gunung di sekitar SAAT, ada sebuah titik terang jauh di atas. Waktu itu saya ragu apakah itu lampu warga yang tinggal di sekitar gunung ataukah sebuah bintang. Lalu saya pakai kacamata untuk melihat lebih jelas cahaya itu, dan ternyata itu adalah SEBUAH BINTANG. Saya sampai menangis bahagia waktu tahu bahwa itu adalah bintang. Saya langsung berdoa kembali kepada Tuhan, “Tuhan, ternyata Kau masih menginginkan saya bertahan dan berjuang untuk menjadi hamba Tuhan. Terima kasih untuk satu bintangMu, yang telah memimpin jalan saya kembali. Amin.” Ketika saya membuka mata setelah berdoa, mau tahu apa yang terjadi? Langit di atas kepala saya dipenuhi dengan bintang-bintang. Langit yang tadinya mendung pekat, sudah menjadi sangat cerah. Malam itu, Tuhan ternyata tidak hanya memberikan satu bintang, melainkan ribuan bintang. Amazing kan!

Momen yang kedua, waktu saya melahirkan Nicky. Karena mengalami kesulitan ketika proses melahirkan normal, akhirnya saya harus dioperasi. Selesai operasi, saya dimasukkan ke dalam ruangan isolasi sampai saya sadar dari pengaruh bius. Memang akhirnya saya sadar, tapi saya tidak bisa bernapas dengan baik, udara yang saya hirup untuk bernafas tidak bisa masuk ke paru-paru. Dokter dan suster sudah panik. Mereka dengan berbagai cara berusaha untuk menolong saya bernafas. Sudah 4 macam alat pernafasan yang dipakai, tetap tidak bisa. Saya juga panik karena saya merasa persediaan udara di paru-paru saya sudah sangat menipis. Menurut suster, wajah saya sudah membiru dan badan saya dingin. Waktu itu ko budi dan mama saya pulang ke rumah untuk mengambil baju-baju saya (mereka pikir saya dan nicky selamat) dan di rumah sakit waktu itu hanya ada tante saya. Dia kemudian dipanggil oleh suster, dan dokter berkata: “Bu, kondisi bu Maria seperti ini, tolong berdoa bu! Hanya mujizat Tuhan yang bisa menolongnya!” Tante saya panik mendengar hal itu dan dia terus berdoa. Di tengah kesulitan bernafas dan seperti mendekati kematian, saya berdoa dalam hati kepada Tuhan, “Tuhan, beri saya kesempatan hidup satu kali lagi, untuk saya bisa mencintai suami saya dan anak yang baru saya lahirkan ini. Saya berjanji, saya akan didik anak saya sebaik-baiknya supaya dia bisa Engkau pakai untuk menjadi berkat dan membawa kebahagiaan bagi sesamanya.” Setelah saya berkata AMIN, paru-paru saya seperti dipompakan asupan udara yang sangat besar, sampai badan saya terangkat ketika saya berhasil bernafas. Wah, waktu itu suasana ruangan itu jadi seru, penuh tangis haru dari dokter dan para suster dan tante saya. Kemudian salah seorang suster bertanya kepada saya, “Bu, Ibu bikin kami takut, memang tadi gimana kok akhirnya ibu bisa bernafas?” lalu dengan kondisi yang masih lemah, saya menjawabnya, “Saya berdoa kepada Tuhan Yesus, sus! Dan Dia menolong saya!” Amazing ya!

L: Ladang pelayanan sebelum di GKI JJ?

M: Sebelumnya saya melayani di GKKK Surabaya sejak tahun September 2005 – Desember 2009.

L: Visi Misi Pelayanan?

M: Sejak lama Tuhan menaruh beban dalam diri saya untuk melayani kaum muda. Secapek-capeknya pelayanan di kaum muda, selalu saja ada hal yang bisa membakar kembali semangat pelayanan saya.

Visi : Menjangkau dan membina kaum muda untuk menjadi serupa Kristus.

Misi : Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada kaum muda Kristen agar mereka bertumbuh dewasa dan matang secara kerohanian, karakter, dan kompetensi, sehingga bisa menjadi berkat bagi sesama dan hidup memuliakan Tuhan.

Moto hidup: Serve the Lord with all my heart and do the best for the glory of God.

L: Pesan-pesan untuk Pemuda-pemudi GKI Jatinegara memasuki tahun baru

M: Pesan-pesan buat muda-mudi memasuki tahun 2011

· Bangunlah kerohanian dan hubungan yang intim dengan Tuhan. Pelayanan yang baik dan hidup yang berdampak bagi orang lain dimulai dan didasari dengan kualitas kerohanian yang baik dan kasih yang bertumbuh di dalam Tuhan.

· Semakin tekun dalam mengusahakan hal-hal yang kekal bagi Tuhan. Seringkali kita bisa berjuang mati-matian dan sibuk habis-habisan untuk hal-hal yang duniawi, tapi kurang peduli untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama, peningkatan karakter dan kerohanian, dan kegigihan dalam pelayanan.

· Apapun yang akan terjadi di tahun 2011, jangan menyerah kepada keadaan. Jangan tunduk pada godaan. Jangan pernah meragukan Tuhan. Ada satu lagu yang sangat saya sukai, khususnya di bagian Reff-nya. Judulnya Trust His Heart.

God is too wise to be mistaken, God is too good to be unkind, So when you don’t understand,

when you don’t see His plan, When you can’t trace His hand, TRUST HIS HEART…

Allah terlalu bijak untuk berbuat salah, Allah terlalu baik untuk menjadi kejam, Jadi ketika kau tidak mengerti, ketika engkau tidak melihat rencanaNya, Ketika engkau tidak bisa meraba tanganNya, PERCAYAILAH HATINYA…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar