Sabtu, 26 Desember 2009

HERE AND NOW

Ketika saya melihat sebuah film animasi berjudul “ Kungfu Panda”, ada sebuah kalimat yang sangat melekat dalam pikiran saya hingga saat ini. Seorang tokoh bijaksana dalam film itu bernama Master Ooghway berkata, “Yesterday was an history, tomorrow is mystery, but today is a gift. That’s why we call it present (hadiah)”

Ada banyak orang yang hidup dengan membawa beban masa lalunya. Usianya terus bertambah dan hari-harinya terus berjalan, tetapi kehidupannya masih disitu-situ saja. Tidak ada kemajuan yang bisa ia capai karena ia terus hidup dalam masa lalunya. Beberapa orang terjebak dengan kegagalan-kegagalannya di masa lalu, beberapa orang terjebak dengan kondisi-kondisi masa lalu dan sebagian lagi terjebak dengan keberhasilannya masa lalu. Bukanlah hal yang mengagetkan bila Paulus dengan jelas mengingatkan kita, agar kita bukan sekadar menanggalkan dosa-dosa kita, tetapi juga semua beban-beban yang merintangi kita. Termasuk beban masa lalu kita.

Bahkan dalam suratnya yang lain, Paulus semakin jelas berkata, “ Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” (Filipi 3:13)

Saya sering berjumpa dengan beberapa orang yang tidak bisa meninggalkan masa lalunya. Beberapa di antara mereka adalah orang-orang terdekat saya. Kadang kala saya sangat kasihan melihat cara hidup mereka. Bertahun-tahun mereka hidup membawa beban yang seharusnya tidak mereka tanggung. Setiap hari mereka menyesali kesalahan yang mereka lakukan bertahun-tahun lalu. Kesalahan itu terus mereka bawa dan mengakibatkan mereka trauma, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan semangat hidup, bahkan kadangkala membuat mereka melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.

Bahkan, kadang kala ada orang yang menanggung beban masa lalu yang sebenarnya bukan merupakan kesalahannya. Seperti yang dialami oleh tante saya. Nenek saya meninggal karena suatu penyakit. Beberapa tahun di akhir kehidupannya, ia dirawat oleh tante saya di rumahnya. Ada beberapa kali kejadian, ketika nenek saya memasuki masa kritis dan dibawa ke rumah sakit. Suatu hari, nenek saya kembali mengalami kondisi kritis. Pada saat itu, tante saya sudah berpikir untuk membawa ke rumah sakit yang biasanya merawat nenek saya. Namun karena tempatnya jauh dan juga biayanya cukup mahal, ia berpikir untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Alasan lain adalah, karena beberapa kali nenek saya mengalami kondisi seperti itu bukan dikarenakan oleh penyakitnya, melainkan karena beliau stress dan banyak beban pikiran. Sehingga tante saya beranggapan, mungkin kali ini kondisinya juga sama, sehingga bukan sesuatu yang sangat serius. Tapi ternyata, kondisi nenek saya semakin melemah dan akhirnya meninggal.

Sejak saat itu tante saya menanggung beban rasa bersalah yang sangat kuat. Ia berpikir seandainya ia membawa nenek saya ke rumah sakit yang biasanya (yang lebih mahal & professional), mungkin saja nenek saya masih hidup. Kematian nenek saya juga menciptakan rasa bersalah pada mama saya. Mama saya merasa, bahwa seharusnya nenek bisa hidup lebih lama jika ia mampu membiayai dengan pengobatan yang lebih canggih. Karena masalah internal dalam keluarga kami, Mama harus kehilangan banyak harta dan terpaksa bersama tante saya membiayai pengobatan nenek saya dengan semampunya. Baik tante saya maupun mama saya, sampai hari ini terus menanggung beban masa lalu ini.

Anda yang membaca cerita ini tentu menyadari bahwa sebenarnya kematian nenek saya bukanlah sepenuhnya diakibatkan karena kesalahah mereka. Keduanya sudah melakukan usaha terbaik dalam merawat nenek saya. Hanya saja, mungkin memang waktunya Tuhan memanggil nenek saya. Tetapi, mereka tetap menanggung beban masa lalu tersebut.

Bahkan, tidak jarang ada orang-orang yang justru “ kecanduan” perasaan bersalah. Mereka dengan sengaja tidak ingin meninggalkan masa lalunya, dan dengan sengaja ingin menghukum dirinya setiap hari dengan perasaan bersalah itu. Mereka berpikir, dengan cara seperti ini, kesalahan mereka bisa menjadi sedikit lebih ringan.

Bukankah ada banyak orang yang hidup dengan cara seperti itu? Kegagalan membangun hubungan, kegagalan bisnis, kegagalan pernikahan, kegagalan dalam pekerjaan, luka-luka masa lalu, dendam, dan masih banyak lagi. Semuanya menghalangi hidup Anda. Anda harus menanggalkan semuanya. Kadangkala ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah,dan yang bisa kita lakukan adalah menerimanya. Berdamailah dengan masa lalu Anda & tinggalkanlah di sana. Anda memiliki kehidupan yang harus dijalani. Semakin lama Anda tinggal di masa lalu Anda, maka rasa sakit itu akan semakin bertambah.


Keadaan Anda hari ini adalah akibat keputusan Anda di masa lalu, tetapi keadaan Anda esok hari ditentukan oleh keputusan Anda sekarang


Jadi yang harus Anda lakukan sekarang adalah: Pertama, berdamailah dengan masa lalu Anda. Ya, itu semua memang terjadi dan benar-benar nyata. Kalaupun memang Anda melakukan kesalahan, terimalah kesalahan Anda. Semua manusia pernah melakukan kesalahan fatal dalam hidupnya. Ambil pelajaran dari masa lalu Anda dan maknai masa lalu Anda dengan cara pandang yang positif. Cobalah untuk melihat masa lalu Anda dari sudut pandang yang lain. Jangan sembunyikan dan mengingkari masa lalu, namun hadapilah dan maknailah secara positif. Setiap kali Anda teringat masa lalu, segeralah mengingat juga makna positif dari peristiwa tersebut.

Langkah kedua, tinggalkan masa lalu Anda. Anda sudah menerimanya, sudah mengakuinya, sudah mengambil pelajaran darinya, dan sudah memaknainya ulang. Sekarang saatnya Anda meninggalkannya. Jadikanlah itu sebagai bagian dari kenangan. Mungkin bukan kenangan yang menyenangkan, namun tetaplah merupakan sebuah kenangan. Mungkin suatu hari nanti, Anda bisa bercerita pada orang lain yang mengalami hal yang sama. Atau mungkin suatu saat, Anda bisa menolong mereka keluar dari beban masa lalu dengan pengalaman Anda sendiri.

Langkah ketiga, lanjutkan hidup Anda. Arahkan mata Anda ke depan. Di sana ada kehidupan yang sudah menanti Anda dan jika Anda tidak pernah berjalan maju, Anda tidak akan pernah menikmatinya. Anda tidak pernah tahu bahwa di sana ada kehidupan yang lebih indah. Untuk mengetahuinya Anda harus mencobanya bukan? Jangan takut bahwa Anda akan mengalami hal yang sama, sebab saya percaya Tuhan sudah menyediakan masa depan yang gilang gemilang untuk anak-anakNya. Bukankah demikian?

Keadaan Anda hari ini adalah akibat keputusan Anda di masa lalu, tetapi keadaan Anda esok hari ditentukan oleh keputusan Anda sekarang. Siap melangkah maju?


Orang yang cerdas emosinya bisa menerima masa lalunya dan memaknainya secara positif, sehingga langkahnya tidak pernah dihambat oleh masa lalunya.

(dikutip dari buku: “EMOTITUDE” ; ‘Josua’ Iwan Wahyudi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar